Dr. Ali Jum'ah al-Syafi'i adalah Mufti resmi Republik Arab Mesir. Beliau bermazhab Syafi'i dalam fikih dan menganut faham Asy'ariyah dalam akidah. Beliau juga mengajar ushul fiqh di universitas al-Azhar dan masih rutin memberikan pengajian fikih dan tasawuf di berbagai masjid dan majelis ta'lim. Di bawah ini beberapa tanya jawab umat bersama Dr. Ali Jum'ah seputar kedudukan Rasulullah Saw. Diterjemah secara singkat dari buku "al-Bayan Lima Yusyghil al-Adzhan" cetakan al-Muqattham Kairo Mesir.
Apakah Saidina Muhammad Saw. adalah ciptaan Allah yang paling mulia nasabnya? Apa dalilnya?
Saidina Muhammad Saw. adalah manusia teragung sebagaimana sabdanya "Aku adalah penghulu seluruh manusia, dan akupun tidak bangga". Bahkan beliau adalah ciptaan Tuhan yang paling agung. Beliau lebih mulia dari Arsyi. Dari itu, tidaklah layak jika dimuliakan seseorang (meskipun seorang nabi) atau makhluk apapun di atas kemuliaan beliau dalam hal apapun.Garis keturunan yang mulia adalah keutamaan terpenting yang dimiliki beliau. Allah Swt. telah memuji garis keturunan beliau dalam ayat "Dan perpindahanmu di antara orang-orang yang sujud". Saidina Ibnu Abbas Ra. menafsirkan ayat tersebut dengan perkataannya: "Dan perpindahan beliau dari (tulang rusuk) nabi ke nabi, dari Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, sampai akhirnya lahir menjadi seorang nabi terunggul". Maka Rasulullah Saw. adalah nabi tersuci nasabnya secara mutlak.Dalam sebuah hadits dikatakan: "Allah telah memilih Nabi Isma'il dari keturunan Nabi Ibrahim, lalu Allah memilih Bani Kinanah dari Keturunan Nabi Isma'il, kemudian Allah memilih Quraish dari keturunan Bani Kinanah, lalu Allah memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraish, dan akhirnya Allah memilihku dari keturunan Bani Hasyim".
Apakah benar Allah Swt. menciptakan semua ciptaan-Nya karena / demi Rasulullah Saw.?
Ungkapan-ungkapan seperti itu harus difahami dengan benar dan jangan semudahnya menuduh kafir, fasiq, sesat dan bid'ah. Ini kaidah yang harus dipegang oleh umat Islam ketika mendengar ungkapan apapun dari saudara-saudara mereka yang seagama. Contohnya, seseorang beragama kristen ketika mengungkap bahwa Nabi Isa dapat menghidupkan orang mati, maka jangan cepat menuduh syirik kepada orang muslim yang senada dengan orang kristen tersebut, sebab orang kristen meyakini bahwa Nabi Isa memiliki kekuatan yang tulen tanpa sumber, sementara orang muslim meyakini bahwa kekuatan itu murni dari Allah dan berlandaskan restu Allah Swt.Keyakinan sebagian umat Islam bahwa penciptaan Allah Swt. terjadi hanya karena / demi Rasulullah Saw. sama sekali tidak mengandung nilai syirik.
Dimanakah letak kekufuran itu apabila seseorang meyakini bahwa Allah menciptakan suatu ciptaan karena seseorang?
Keyakinan tersebut sama sekali tidak kontra dengan Islam, prinsip-prinsip akidah maupun dasar-dasar tauhid. Keyakinan tersebut sungguh benar apabila difahami dengan benar pula.Allah berfirman: "Sungguh Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaKu". Nah, pengabdian tersebut tak dapat direalisasikan kecuali melalui Rasulullah Saw. Maka Rasulullah merupakan satu-satunya rujukan bagi umat manusia.
Apakah Rasulullah adalah cahaya? ataukah manusia seperti kita?
Rasulullah adalah cahaya, itu benar. Karena Allah berfirman: "Wahai ahli kitab, telah datang kepadamu cahaya dan kitab yang menerangkan". Allah juga berfirman: "Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izinNya dan untuk jadi cahaya yang menerangi". Jadi, tidak salah bila meyakini beliau sebagai cahaya selama Allah sendiri yang menyatakannya. Dalam banyak hadits juga akan ditemukan para sahabat mengatakan bahwa wajah Rasulullah seperti bulan, dan kecahayaan tersebut bersifat fisikis dan bukan sekedar pujian gombal saja dari para sahabat.Namun, di waktu yang sama, kita tidak boleh menafikan kemanusiaan Rasulullah Saw. karena Allah juga berfirman "Katakanlah: Aku manusia seperti kalian, akan tetapi aku diwahyukan". Mari kita yakini saja beliau sebagai cahaya berbentuk manusia, tanpa harus melakukan penelitian secara detail. Sungguh, Rasulullah Saw. lebih terang dari bulan dan lebih mulia dari semua ciptaan.
Apakah Rasulullah Saw. adalah awal ciptaan Allah Swt.?
Meskipun hadits yang menyatakan hal tersebut tidak jelas shahih atau maudhu', namun substansinya bisa saja benar, sebab alam-alam Allah begitu banyak seperti alam ghaib, alam roh, alam jin, alam mala'ikat, alam malakut, alam mulk, alam syahadah, dll. Disana terdapat cahaya-cahaya ciptaan Allah. Mungkin-mungkin saja Rasulullah Saw. adalah cahaya Allah yang pertama kali diciptakan sebagai penguat umat manusia di alam roh.
Apa urgensi cinta Ahlul-Bait? Dan apa batasan-batasannya?
Allah Swt. berfirman: "Katakanlah hai Muhammad: Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang terhadap keluargaku". Dalam banyak hadits, Rasulullah Saw. telah memerintahkan dan mewasiatkan kita untuk mencintai dan berpegang teguh kepada Ahlul-Bait, sebagai tanda cinta kepada Allah dan RasulNya. Selama akidah kita tetap benar maka tidak ada batasan dalam mencintai dan mengekspresikan cinta kita kepada Ahlul-Bait. Kita semua yakin bahwa tiada tuhan selain Allah dan Saidina Muhammad adalah utusan Allah. Semua nabi adalah ma'shum, sementara Ahlul-Bait dan para wali adalah mahfuz.
Apa hukum merayakan / mempringati maulid Nabi?
Perayaan / peringatan maulid Rasulullah Saw. adalah sebaik-baik perbuatan dan semulia-mulia pendekatan kepada Allah Swt. karena merupakan ekspresi cinta kepada Rasulullah Saw. dimana cinta Rasul adalah pokok utama sebuah keimanan.Sudah banyak ulama' dan fuqaha' yang menulis tentang dianjurkannya perayaan maulid dengan mencantumkan argumen-argumen yang kuat semisal Imam Jalaluddin al-Suyuthi, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, Imam Syamsuddin al-Dimasyqi, Imam Ibnul-Jauzi, Imam al-Bushairi, dll.
Apakah kedua orangtua Rasul adalah musyrik dan di neraka?
Tidak, karena mereka adalah ahli fatrah yang belum didatangi seorang rasul. Juga karena Rasulullah adalah manusia suci yang lahir dari orang-orang suci. Adapun hadits-hadits yang secara tekstual dan kasat mata menyatakan bahwa kedua orangtua Rasul di neraka, harus difahami dengan benar. Contohnya, hadits yang menjelaskan bahwa Allah tidak mengizinkan Rasulullah beristighfar untuk ibunya, tidaklah selalu bermakna ibunya syirik dan di neraka, sebab Allah masih mengizinkan Rasulullah untuk menziarahi kuburan ibnunya, sementara kuburan orang-orang musyrik tidak boleh diziarahi.
Apakah boleh bertawassul dengan Rasulullah Saw. dalam do'a selepas beliau wafat?
Mazhab empat sudah ijma' bahwa tawassul dengan Rasul hukumnya ja'iz bahkan mustahab, baik sewaktu beliau masih di dunia maupun setelah meninggal dunia.
Apakah Rasulullah Saw. masih hidup dalam kuburnya? Dan apa pengaruh kehidupan itu bagi kita yang masih di dunia?
Meskipun beliau telah meninggal dunia, namun hubungan beliau dengan kita belum terputus dan beliau masih punya kehidupan lain di alam yang berbeda. Rasulullah Saw. bersabda: "Kehidupanku penting bagimu dan kematianku juga penting bagimu, sebab perbuatanmu akan dilaporkan kepadaku, jika perbuatanmu baik maka aku bersyukur, dan jika buruk maka untukmu aku beristighfar".Dalam hadits lain: "Para nabi masih hidup dalam kubur-kubur mereka dan masih melakukan sembahyang". Dalam hadits lain: "Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad-jasad para nabi". Jadi, Rasulullah dalam maqam beliau di Madinah, masih hidup dengan jasad dan rohnya sekalian, dan masih beribadah serta memberi syafaat dan beristighfar untuk umat. Hal ini tanpa menafikan bahwa beliau telah meninggal dunia.
disediakan oleh: aziznawadi.co.nr